Senin, 02 Januari 2012

Komunikasi Kunci Kesuksesan Keluarga

Sulit terbayangkan jika kehidupan manusia tanpa komunikasi. Sejak buka mata sampai menutup mata kita selalu berkomunikasi. Baik dengan diri sendiri, antar pribadi dan dengan banyak orang. Kemampuan berkomunikasi yang dimiliki semua makhluk dengan berbagai tingkat kerumitannya – dengan manusia yang memiliki tingkat komplekstitas tertinggi – dianugerahkan oleh Allah, agar semua makhluk itu dapat hidup. Hidup yang kita miliki dan jalani tidak dapat berlangsung tanpa komunikasi. Misalnya proses terjadinya komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication) yaitu seseorang memberi arti terhadap sesuatu obyek yang diamatinya atau terbersit dalam pikirannya yang terjadi di dalam atau di luar dirinya. Apabila kita tidak mampu untuk ‘memberi arti’ maka manusia sulit melangsungkan kehidupannya. Allah sang pencipta yang memberi kemampuan berkomunikasi adalah Allah yang sangat suka dengan

komunikasi. Kasus dalam taman Firdaus adalah kisah tentang komunikasi Allah dengan manusia yang paling intim, namun dirusak oleh dosa yang ditimbulkan manusia. Maka akibat dosa yang paling parah
ditimbulkannya ialah komunikasi yang kacau. Hubungan komunikasi dengan Allah terputus, manusia tidak mampu memahami kebenaran dan kehendak Allah (bandingkan dengan kisah menara Babel), pada gilirannya komunikasi antar manusia akan rusak dan mengalami distorsi. Termasuk di dalamnya komunikasi di dalam keluarga yang seharusnya merupakan komunikasi paling ideal dalam kehidupan manusia, justru menjadi masalah yang parah. Memang tidak mudah mendefinisikan ‘keluarga yang
sukses’ seperti tema yang diharapkan. Tapi izinkan saya untuk memaknai keluarga yang sukses adalah keluarga yang bahagia, dalam tataran batin dan spiritual dimana hubungan antar anggota keluarga dalam tingkatan harmonis, yang ditunjang oleh komunikasi yang hangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar