Rabu, 04 Januari 2012

komunikasi dala seni teater

Teater merupakan kisah kehidupan manusia yang disusun untuk
ditampilkan sebagai pertunjukkan di atas pentas oleh para pelaku dengan dan
ditonton oleh publik (penonton).1
Baru dapat disebut seni pertunujukan teater apabila sudah
dipentaskan,dan teater selalu bersifat “Actor oriented” (berorientasi pada
pelaku pemain).
Penulis

Kehidupan Naskah Teater Penonton
Sutradara
Pemain
Pekerja seni
Tanda-tanda kehidupan, simbol-simbol norma, tanda-tanda
kebahasaan, simbol-simbol kejahatan, dsb dirangkai oleh penulis naskah dan
dibawakan oleh actor di atas panggung untuk disampaikan kepada penonton.
Dialog dan lakuan actor di atas panggung tanpa ada motivasi yang diresepsi
dari tanda dan simbol kehidupan tidak akan bermakna. Lebih tidak bermakna
lagi jika lakuan actor tidak dapat diinterpretasi atau diterima penonton sebagai
respon dalam sebuah proses komunikasi.
Teater sebagai sebuah seni pertunjukan tidak telepas dari aspek tanda
dan simbol kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang merupakan bahan
bakar penciptaan bagi penulis maupun pekerja seni teater lainnya akan
membangun karya seni pertunjukan penuh dengan tanda dan simbol-simbol
kehidupan. Tanda dan simbol yang sifatnya universal tersebut oleh banyak
ilmuwan diyakini sebagai dasar dari semua komunikasi. Komunikasi adalah
suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain
melalui penggunaan simbil-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka
dan lain-lain.2
John Powers, dalam usahanya untuk mengembangkan berbagai
macam cabang disiplin komunikasi, menegaskan bahwa yang paling penting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar