Jumat, 21 Oktober 2011

komunikasi dalam pendidikan

Komunikasi dalam Pendidikan

Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah kemampuan mengirimkan pesan dengan jelas, manusiawi, efisien dan menerima pesan secara akurat (D.B. Curtis, 1992). Menurut J.A Devito komunikasi merupakan suatu tindakan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (J.A. Devito, 1997). Sedangkan menurut Wibowo komunkasi merupakan aktifitas menyampaikan apa yang ada dipikiran, konsep yang kita miliki dan keinginan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Atau sebagai seni mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan. (B.S.Wibowo, 2002).
Sudah diketahui banyak orang bahwa komunikasi ada di mana-mana: di rumah, di kampus, di kantor dan di masjid; bahkan ia sanggup menyentuh segala aspek kehidupan kita (Jalaluddin Rakhmat, 1985). Artinya, hampir seluruh kegiatan manusia, di mana pun adanya, selalu tersentuh oleh komunikasi. Pada bidang kajian seperti manajemen, administrasi, hukum, matematika dan biologi, kamunikasi selalu menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pengembangannya. 
Administrasi tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Bidang pendidikan, misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi (Jourdan, 1984:74) atau, dengan kata lain tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Bagaimana mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi, mengajar orang tanpa berkomunikasi, atau memberi kuliah tanpa bicara. Semuanya membutuhkan komunikasi, komunikasi yang sesuai dengan bidang daerah yang disentuhnya.
Komunikasi administrasi tentu berbeda dengan komunikasi pertanian. Yang pertama lebih menitikberatkan kepada masalah-masalah yang berhubungan dengan upaya kerjasama antar sekelompok manusia pada organisasi dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan yang kedua lebih bermakna komunikasi yang merambah bidang pertanian termasuk segala aspek yang berkaitan dengannya. Penyuluhan pertanian adalah bidang garapan komunikasi khusus pada masalah-masalah pertanian, dan jabatan yang menangani masalah ini adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Komunikasi “sambungrasa”–nya Harmoko, misalnya, bermanfaat dalam upaya memasyarakatkan pengertian bersama yang sanggup menyentuh perasaan setiap orang, setiap anggota masyarakat dalam menuju cita-cita nasional sehingga tercapai masyarakat yang mengerti, memahami, serasi, selaras, dan seimbang, baik lahir maupun batin, dalam suatu tatanan sosial yang ber-Pancasila. 
Itu sekedar sederhana dari komuniksasi yang banyak kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi dalam hal ini lebih dititikberatkan pada fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan, dan bukannya dalam pengertian yang lebih luas dan kompleks yang meliputi segala aspek kehidupan manusia.

Sudah disepakati juga bahwa fungsi umum komunikasi ialah informatif, edukatif, persuasif, dan rekreatif (entertainment) (Effendy, 1981:26). Maksudnya secara singkat ialah komunikasi berfungsi memberi keterangan, memberi data atau fakta yang berguna bagi segala aspek kehidupan manusia. Di samping itu, komunikasi juga berfungsi, mendidiki masyarakat, mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaan bermandiri. Seseorang bisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca dan banyak berkomunikasi. Berikutnya adalah fungsi persuasif, maksudnya ialah bahwa komunikasi sanggup “membujuk” orang untuk berperilaku sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh komunikator. Seorang anak kecil bisa berhenti menangis setelah dibujuk oleh ibunya (dengan komunikasi) bahwa anak yang suka menangis akan menjadi anak bodoh, misalnya. Sedangkan yang terakhir ialah fungsi hiburan. Ia dapat menghibur orang pada saat yang memungkinkan. Mendengarkan dongeng, membaca bacaan ringan, adalah contohnya.
Siapa pun orangnya, sama-sama mengakui pentingnya komunikasi dalam manajemen sebuah organisasi–baik kecil maupun besar. Pembicaraan kali ini dikaitkan dengan manajemen sekolah. Komunikasi yang dimaksud adalah penyampaian pesan atau informasi dari dua arah secara vertikal dan juga horisontal. Sayangnya, pentingnya komunikasi untuk membangun manajemen yang baik sering dilupakan dengan ungkapan yang agak sembrono: “Sudah sama tahunya!” Dengan keyakinan seperti itulah akhirnya komunikasi yang intensif dalam merencanakan, mengatur, menjalani dan mengevaluasi program-program di dalam organisasi tidak dibudayakan.
Mandeknya arus komunikasi antara berbagai komponen organisasi yang telah akut menyebabkan berbagai kemungkinan buruk terhadap kemajuan dari organisas itu sendiri. Fungsi dan peranan organisasi menjadi pudar dan hilang. Karena memang komunikasi efektif tidak dibangun secara bertahap, konflik dari berbagai kepentingan membuyarkan kebermaknaan organisasi tersebut. Mereka yang merasa memiliki power kemudian bisa bersikap menekan dan mengintimidasi komponen yang lemah. Dari sini pula makna kebersamaan dalam berorganisasi menjadi buyar dengan sendirinya. Demokrasi hanya sebagai slogan.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2025197-pengertian-komunikasi-dalam-pendidikan/#ixzz1bQTFLKpk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar